By pamanhalland
Manchester City saat ini berada dalam ancaman terdegradasi dari Liga Inggris karena potensi hukuman yang mungkin dijatuhkan terhadap Everton, yang tengah diselidiki atas pelanggaran Financial Fair Play (FFP) oleh Premier League. Situasi serupa pernah dihadapi oleh Manchester City, namun saat itu, isu tersebut segera meredup. Kini, muncul tekanan untuk menjatuhkan hukuman degradasi pada juara Liga Inggris musim 2022-2023 tersebut. Berikut beberapa potensi kerugian yang akan dihadapi klub jika mereka benar-benar terdegradasi:
- Kehilangan Pemain Bintang: Salah satu kerugian utama adalah kehilangan pemain bintang seperti Erling Haaland, Bernardo Silva, Kevin de Bruyne, dan pemain-pemain kunci lainnya. Pemain-pemain top ini kemungkinan besar tidak akan bersedia bermain di kasta yang lebih rendah.
- Kehilangan Pep Guardiola: Tidak hanya pemain, pelatih kelas dunia seperti Pep Guardiola juga kemungkinan akan meninggalkan klub. Kehilangan Guardiola dapat memiliki dampak signifikan, mengingat prestasinya dalam membesarkan Manchester City.
- Potensi Kehilangan Investor/Pemilik: Kepergian pemilik utama, Etihad Group, adalah kemungkinan jika terdegradasi. Pelanggaran FFP yang melibatkan suntikan dana dari konsorsium tersebut dapat berdampak besar pada keuangan klub.
- Kehilangan Dukungan Suporter: Okupansi stadion kemungkinan akan menurun, dan ejekan terhadap kehadiran kursi kosong di Stadion Etihad akan semakin nyata. Suporter luar negeri juga mungkin akan berkurang minatnya untuk mendukung klub yang bermain di liga lebih rendah.
- Kembali ke Status Medioker: Kerugian paling besar adalah kemungkinan kembali menjadi klub medioker atau bahkan kembali ke “habitat” asalnya sebelum era investasi. Ini berarti mereka akan kembali ke masa di mana Manchester City tidak dikenal secara luas di luar Inggris dan sering berada di kasta yang lebih rendah.
Situasi ini merupakan ujian serius bagi Manchester City, dan dampak terdegradasinya klub ini bisa sangat signifikan.